Hari ini, jika anda sempat berjalan-jalan atau berwisata ke Kota Malang, kota dengan hawa dingin di tengah-tengah Provinsi Jawa Timur itu, anda akan menemukan oleh-oleh sebuah kue bernama strudel. Strudel bisa ditemukan di pusat oleh-oleh, tempat wisata, bahkan di stasiun atau terminal bus di Kota Malang.
Buat kamu yang belum tahu, strudel adalah sebuah pastry atau kue manis dengan toping buah-buahan. Di Malang sendiri kamu bisa menemukan strudel dengan isian apel, pisang, atau buah-buahan campuran.
Namun tahukah kamu, bahwa strudel bukan kudapan asli Indonesia. Ia berasal dari benua biru, Eropa, khususnya dari negara Austria di Eropa Tengah. Kue ini menyebar utamanya ke Jerman, dan akhirnya ke seluruh Eropa. Dan strudel mendapat pengaruh dari kudapan manis Timur Tengah. Maka ada kemiripan antara strudel dengan kudapan lain seperti borek atau baklava dari Turki.
Strudel di negara asalnya
Catatan tertua mengenai resep strudel muncul di perpustakaan kota Wina di Austria (Wiener Stadtbibliothek). Buku resep tulisan tangan ini bertahun 1696 dan menampilkan resep strudel berbahan susu krim dan berbahan lobak.
Kata strudel sendiri adalah kata dari Bahasa Jerman (Jerman Tinggi Pertengahan) yang berarti pusaran air. Dan abad ke-18 menjadi waktu kejayaan strudel utamanya di wilayah Kekaisaran Habsburg.
Di negara asalnya, strudel terkenal dengan toping apel. Banyak varietas apel yang digunakan, namun yang paling difavoritkan adalah varietas apel yang ketika dipanggang memiliki tekstur yang masih keras, dan memiliki aroma dan rasa apel yang masih terjaga. Isian lain yang dipakai untuk mengisi strudel antara lain, ceri, kacang, aprikot, plum, dan biji bunga popi. Selain itu, ada strudel asin dengan isian bayam, kubis, kentang, labu, dan sauerkraut (kubis fermentasi khas Jerman).
Bahan pembuatannya tercampur dari tepung-tepungan, minyak, air, dan garam, tanpa gula. Adonan lalu diuleni hingga kalis, lalu didiamkan. Setelah mengembang, adonan digilas hingga tipis. Beberapa sumber mengatakan saking tipisnya, dapur kekaisaran di Austria menyaratkan agar adonan yang dibuat diletakkan di atas surat cinta, dan surat tersebut masih bisa terbaca. Setelah tipis lalu digulung dengan isiannya.
Strudel tradisional memiliki tekstur yang elastis. Adonan yang berlapis-lapis ketika dimakan akan bertemu dengan tekstur lembut isiannya. Saat ini ada beberapa jenis strudel yang terkenal seperti Apfelstrudel (apel), Topfenstrudel (isian quark, atau keju lembut), Milchrahmstrudel (susu krim), Nußstrudel (kacang), dan Weichselstrudel (ceri asam).
Hubungan Strudel dengan Yahudi
Pemukim Yahudi Ashkenazi di Austria menyukai strudel dengan isian apel dan kismis. Selain itu mereka juga memakan strudel berisi kubis yang ditambah dengaan irisan bawang merah dan jinten.
Sedangkan Yahudi di Hungaria juga membuat strudel dengan resep serupa dan ditambah dengan irisan walnut. Strudel juga disajikan saat hari besar Simchat Torah (akhir siklus pembacaan Taurat) dan Purim (hari besar terhindarkan dari genosida Persia).
Fakta menarik lainnya, simbol @ yang biasa kita gunakan untuk menyebut alamat e-mail disebut ‘sthrudl‘ dalam Bahasa Ibrani. Hal ini disebabkan oleh adonan strudel yang digulung, mirip dengan simbol @.
Strudel di Kota Apel Malang
Strudel di Malang dipelopori oleh aktor dan selebritas Teuku Wisnu, pada pertengahan 2010-an. Ide mengembangkan strudel didapat saat Teuku berlibur ke Eropa. Karena Malang juga daerah penghasil apel yang menjadi bahan isian strudel, maka malang menjadi lokasi yang cocok.
Jenama (brand) Malang Strudel kini menjadi produsen strudel khas Malang yang bisa anda temui saat berkunjung dan dapat menjadi oleh-oleh. Sekotak strudel dihargai 70-80 ribu. Rasa yang ditawarkan juga macam-macam, selain apel ada juga pisang coklat, greentea, strawberry, almond, coklat kacang, mangga, dan bahkan durian.
Terima kasih telah membaca artikel mengenai strudel malang yang dipost di Printilan.com. Nantikan artikel mengenai kuliner yang lain hanya di printilan.com.